Jumat, 15 Juni 2012

Virus Berbahaya Baru DUNIA (Enterovirus.71)

Beritanya lumayan menakutkan neh, tapi untung ja loem da kasus di Indonesia. Belum ada vaksin atau obatnya lage,,!? Apakah ini ancaman yang lebih berbahaya dari Avian Influenza,,!? Biar ga terlalu penasaran, berikut tulisan Sdr. Amin Soebandrio dari Kementrian Riset dan Teknologi.
DUNIA kesehatan kembali gempar ketika beberapa minggu lalu China melaporkan 28 anak meninggal karena terserang penyakit tangan, kaki, dan mulut. Sementara sebanyak 15.799 orang dilaporkan terserang penyakit tersebut.
Penyakit ini, sesuai dengan namanya, penyakit tangan, kaki, dan mulut (hand, foot, mouth disease/HFMD) adalah penyakit yang memiliki tanda utama adanya bercak kemerahan dan lepuh pada lidah, gusi, dan bagian dalam pipi, serta telapak tangan dan kaki, kadang-kadang di daerah bokong dan lipat paha.
Dengan gejala yang mirip penyakit ”flu”, yaitu demam, nyeri tenggorok, sakit kepala, lesu, dan hilangnya nafsu makan, penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak, terutama usia di bawah sepuluh tahun.
Munculnya HFMD disebabkan beberapa jenis virus. Virus yang paling sering adalah coxsackievirus A16; tetapi juga dapat disebabkan oleh enterovirus 71 (EV71), atau coxsackieviruses A5, A9, A10, B2, dan B5.
Penyakit ini berbeda dengan penyakit mulut dan kuku yang menyerang beberapa jenis ternak, virus penyebabnya berbeda. Virus jenis EV71 pertama kali diisolasi di California tahun 1969 dan tahun 1974 dipastikan merupakan suatu serotype baru dari genus Enterovirus, anggota dari keluarga Picornaviridae.
Setahun setelah pertama kali diisolasi, EV71 menyebabkan wabah di Amerika Serikat, Australia, Swedia, dan Jepang. Tahun 1975 EV71 menarik perhatian dunia setelah menyebabkan wabah di Bulgaria, terjadi kelumpuhan pada 705 orang—93 persen adalah anak-anak balita—dan kematian pada 44 orang.
Wabah serupa juga terjadi di Hongaria pada tahun 1978. Sejak itu wabah EV71 terus terjadi di seluruh belahan dunia. Wabah yang terjadi di Taiwan tahun 1998 merupakan yang terbesar, tercatat 100.000 orang terinfeksi, 400 anak dirawat inap karena gangguan saraf pusat, dan 78 anak meninggal karena infeksi jaringan otak. Kejadian luar biasa HFMD di China saat ini diduga kuat disebabkan EV71.
Bisa sembuh sendiri
Serangan HFMD yang disebabkan Coxsackievirus A16 biasanya tidak serius dan sembuh sendiri dalam 7-10 hari. Sementara HFMD yang disebabkan EV71 dapat mengakibatkan meningitis (radang selaput otak), dan pada beberapa kasus berat dapat menjadi ensefalitis (radang otak), atau menyebabkan kelumpuhan mirip poliomyelitis. Ensefalitis karena EV71 dapat berakibat fatal.
Perbedaan mencolok pada gejala awal antara HFMD oleh Coxsackievirus A16 dan EV71 adalah pada infeksi EV71 suhu dapat mencapai 39 derajat Celsius selama tiga hari berturut-turut.
Sampai saat ini tidak ada obat yang secara spesifik digunakan untuk membunuh virus penyebab HFMD. Upaya yang dilakukan adalah simtomatik, yaitu menghilangkan gejala demam dan sakit kepala, mencegah terjadinya kehilangan cairan (dehidrasi), terutama pada anak kecil, dan mencegah terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri, jamur, ataupun virus lain. Pada kasus-kasus berat tentunya perlu dilakukan penanganan medis sesuai dengan gangguan yang dialami.
Virus penyebab HFMD dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung dengan cairan hidung, air liur, cairan lepuh, cairan dari ruam, atau tinja dari orang yang terinfeksi. Potensi penularan terbesar adalah pada minggu pertama sakit. Semua orang dapat tertular, tetapi anak-anak di bawah lima tahun biasanya lebih rentan. Virus penyebab HFMD tidak ditularkan melalui serangga atau hewan lain.
Vaksin belum ada
Sampai saat ini tidak ada vaksin yang digunakan untuk meningkatkan kekebalan terhadap virus EV71 ataupun Coxsackievirus A16. Tindakan utama untuk mencegah penularan adalah higiene dan sanitasi perorangan.
Hindari kontak dengan cairan tubuh penderita, segera cuci tangan dengan sabun jika diduga terjadi kontak. Hindari penggunaan bersama peralatan makan, minum, dan pakaian dengan penderita.
Peralatan yang tercemar dapat direndam selama 15 menit dalam cairan hipoklorit 0,5 persen yang dapat disiapkan dengan mencampur cairan pemutih pakaian dengan air bersih dengan perbandingan 1 : 9, sebelum dicuci seperti biasa.
Anak-anak yang terinfeksi tidak dibenarkan mengunjungi tempat umum yang ramai, seperti sekolah, taman bermain, pusat belanja, dan angkutan umum, untuk mencegah penularan kepada orang yang lain, selain berguna untuk mencegah timbulnya komplikasi pada dirinya.
Pada pertengahan tahun 2006 Departemen Kesehatan RI telah meminta kewaspadaan masyarakat umum dan petugas kesehatan akan kemungkinan munculnya kasus HFMD di Indonesia, setelah merebaknya penyakit tersebut di Serawak dan Kuching, Malaysia.
Pada periode yang sama juga dilaporkan ditemukan kasus serupa di Singapura. Di beberapa rumah sakit secara sporadis juga dilaporkan adanya beberapa anak yang dirawat karena menunjukkan gejala dan tanda yang serupa dengan HFMD.
Walaupun konfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan, dari gejala dan tanda klinisnya dapat diduga kuat bahwa HFMD sudah terdapat di Indonesia. Satu hal yang perlu disyukuri adalah sampai saat ini belum pernah dilaporkan adanya kejadian luar biasa HFMD.
Jumlah kasus terduga HFMD di Indonesia memang masih relatif sangat kecil dan tidak ada laporan kematian akibat penyakit ini, tetapi hal ini tidak boleh menyebabkan kita lengah.
Tindakan pencegahan harus dilakukan secara proaktif oleh segenap lapisan masyarakat dengan senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan perorangan dan lingkungan. Jika terdapat anggota keluarga yang menunjukkan tanda dan gejala yang mencurigakan (mirip gejala di atas), hendaknya ia segera dijauhkan dari aktivitas di luar rumah serta dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat kepastian diagnosis dan penanganan segera.
Oleh : AMIN SOEBANDRIO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar